Lebih cepat, lebih mudah, lebih kuat, lebih mulus, lebih lembut, lebih hemat, lebih tepat adalah tanda kemahiran.
Bagi seseorang yang mahir, untuk lulus UN adalah mudah. Untuk lulus SPMB (UMPTN) juga mudah. Untuk lulus perguruan tinggi juga mudah. Mudah bukan berarti gampang begitu saja. Mudah selalu bergandengan dengan sulit. Kemudahan kita peroleh bila kita mahir menangani kesulitan. Bagaimana bila seseorang hanya ingin kemudahan tanpa mau menghadapi kesulitan? Bisakah dia menjadi mahir?
Aturan main yang berbeda menuntut cara main yang berbeda. Aturan UN sangat berbeda dengan aturan SPMB (UMPTN). Siswa yang lulus UN dengan nilai tinggi tidak dijamin lulus SPMB dengan nilai tinggi atau jurusan favorit. UN dan SPMB adalah dua hal yang berbeda. Kita memerlukan strategi dan taktik yang berbeda. Lebih-lebih bila kita bandingkan dengan tugas menyelesaikan kuliah di perguruan tinggi. Jelas sangat berbeda. Menyelesaikan belajar kuliah di perguruan tinggi tidak sama dengan menaklukkan SPMB.
Dalam matematika SMA, saya tidak mengenal dalil L’Hospital. Memang, saat saya SMA kurikulum tidak menetapkan dalil Hospital sebagai materi ajar. Tetapi teman-teman saya yang ikut les bimbingan belajar menggunakan dalil Hospital untuk menyelesaikan soal limit dengan mudah sekali. Sedangkan saya harus bersusah payah menggunakan algoritma aljabar standar.
Apakah saya, saat SMA, perlu belajar dalil Hospital?
Jawaban saya: YA. Positif. Mengapa?
Jelas karena soal UN tidak memperhatikan cara kita menyelesaikan soal. UN hanya memperhatikan hasil akhir. Proses, urusan lain. Begitu juga dengan SPMB, hanya memperhatikan hasil akhir. Tentu saja, ketika ulangan harian di kelas SMA, saya tidak menggunakan Hospital. Guru saya tidak akan mengijinkannya.
Mengapa dalil L’Hospital tabu diajarkan di SMA?
Sedangkan bimbingan belajar dengan mudahnya mengajarkan dalil Hospital. Saya mulai memahami alasan ini ketika mengambil kuliah kalkulus di ITB.
Kita cenderung berpikir secara urut – pendekatan otak kiri. (Sedangkan otak kanan cenderung berpikir tidak urut, acak, berputar, paralel, dan banyak alternatif.) Dengan konsep berpikir urut, dalil L’Hospital dapat kita kuasai setelah kita menguasai konsep turunan. Sedangkan kita dapat menguasai turunan setelah kita mahir teori limit. Jadi, urutannya adalah limit kemudian turunan kemudian dalil L’Hospital. Jika seorang siswa mengerjakan limit menggunakan Hospital dinilai salah secara logika. Bagaimana mungkin seorang cucu melahirkan neneknya?
Tetapi itu kan kosep berpikir menggunakan otak kiri. Bagaimana dengan pendekatan otak kanan? Tentu, dengan pendekatan otak kanan kita akan menemukan banyak alternatif. Bagaiamna pun kita tetap perlu memperhatikan berbagai aturan dan batasan. Beberapa contoh penerapan dalil L’Hospital akan saya ulas kemudian.
Kembali ke tema utama kita, bagaimana cara cepat dan mudah lulus UN, SPMB, dan perguruan tinggi?
Pertama, rajin belajar. Jawaban klise yang kadang berhasil, kadang gagal. Cara ini adalah cara paling melelahkan untuk sukses UN dan SPMB. Untuk UN, rajin belajar banyak memberi hasil. Untuk SPMB, rajin belajar saja tidak cukup. Perlu taktik tambahan. Untuk lulus perguruan tinggi, rajin belajar sangat membantu. Tetapi tidak cukup. Untuk menyelesaikan tugas akhir (skripsi) kita perlu motivasi tinggi. Komunikasi dengan pembimbing dan teman kuliah juga sangat berpengaruh.
Kedua, belajar cara belajar. Inilah jawaban paling ampuh. Ketika kita menguasai seni belajar cara belajar, nyaris apa pun masalah yang datang, kita akan dapat menghadapinya dengan baik. Untuk UN, kita belajar cara belajar UN yang efektif. Mencari kisi-kisi dan prediksi UN. Berlatih dengan cara-cara cepat dan praktis untuk soal UN. Menyusun strategi dak taktik. Demikian juga untuk SPMB, kita belajar cara belajar menaklukkan SPMB. Saat kuliah di perguruan tinggi, kita perlu belajar cara belajar yang paling tepat di perguruan tinggi. Sukses menanti Anda.
Bahkan dalam kenyataan hidup sehari-hari, belajar cara belajar menjadi kompetensi dasar. Seorang karyawan yang mampu belajar cara belajar akan menanjak prestasinya. Seorang pebisnis atau pengusaha yang mampu belajar cara belajar akan tumbuh pesat usahanya. Seorang investor yang terus belajar cara belajar akan berhasil meraih berbagai keuntungan.
Ketiga, belajar cerdik. Keterampilan khusus yang berguna pada kondisi khusus. Untuk lulus UN Anda hanya perlu menguasai materi yang diujikan saja. Untuk SPMB Anda juga hanya cukup menguasai materi yang diujikan saja. Tidak harus menguasai materi sepenuhnya. Ketika ikut UMPTN, saya memperoleh nilai yang tinggi dalam biologi. Padahal saya tidak menguasai pelajaran biologi. Saya hanya belajar cerdik tentang soal-soal biologi yang diujikan dalam UMPTN. Tidak kurang, tidak lebih.
Apakah salah mempelajari biologi hanya untuk lulus SPMB?
Salah. Bila tujuan kita adalah untuk mempelajari disiplin biologi. Untuk mengusai ilmu biologi kita perlu belajar dengan tingkat disiplin yang tinggi. Tidak cukup hanya menyelesaikan soal biologi UMPTN. Tetapi bisa menjadi benar jika memang tujuan kita sekedar untuk lulus SPMB. Benar atau salah bergantung pada tujuan kita. Mengapa tidak dua-duanya sekalian? Mempelajari biologi sekaligus lulus SPMB. Bagus bila Anda dapat melakukannya. Tetapi dalam kondisi tertentu kita terbatasi oleh sumber daya yang tersedia. Kita perlu belajar cerdik.
Ketika kuliah, kita juga perlu cerdik. Misalnya sering-sering diskusi dengan dosen. Dari diskusi dengan dosen kita menjadi lebih mudah memahami sudut pandang dosen. Kita juga dapat memberikan beberapa ide kepada dosen. Dosen menjadi lebih kenal dengan kita. Sehingga dosen tidak salah menilai kepada diri kita. Yang lebih penting lagi, semakin sering diskusi dengan dosen, semakin terjaga motivasi kita untuk menyelesaikan kuliah kita dengan baik.
Tidak ada satu solusi yang mampu menyelesaikan seluruh persoalan. Kita tetap perlu menjaga agar pikiran kita tetap terbuka terhadap ide-ide baru. Selamat berjuang!
Bagaimana pendapat Anda?
Salam hangat….
(agus Nggermanto; pendiri APIQ)
APIQ: Inovasi Pembelajaran Matematika. APIQ membuka program kursus matematika kreatif yang mengembangkan kecerdasan anak dengan cara fun, gembira, dan mengasyikkan serta lebih cepat. APIQ menumbuhkan motivasi belajar anak dengan pendekatan Quantum Learning, Quantum Quotient, dan Experiential Learning. Berbeda dengan pendekatan metode pendidikan atau pembelajaran matematika yang pada umumnya menempatkan aljabar sebagai fundamental, APIQ justru menempatkan aritmetika sebagai fundamental utama matematika. Pendekatan aritmetika menjadikan matematika lebih konkret tidak abstrak seperti aljabar. APIQ mempelajari matematika secara utuh dari aritmetika, aljabar, geometri, statistik, kalkulus, dan lain-lain. APIQ menyiapkan program untuk anak usia 4 tahun (TK), SD, SMP, SMA, sampai lulus SMA (preuniversity). APIQ membuka peluang bagi Anda yang berminat membuka cabang franchise. Anda dapat menghubungi APIQ di apiq.wordpress.com atau 0818 22 0898 atau quantumyes@yahoo.com . APIQ berasal dari kata Aritmetika Plus Inteligensi Quantum.
Bagi seseorang yang mahir, untuk lulus UN adalah mudah. Untuk lulus SPMB (UMPTN) juga mudah. Untuk lulus perguruan tinggi juga mudah. Mudah bukan berarti gampang begitu saja. Mudah selalu bergandengan dengan sulit. Kemudahan kita peroleh bila kita mahir menangani kesulitan. Bagaimana bila seseorang hanya ingin kemudahan tanpa mau menghadapi kesulitan? Bisakah dia menjadi mahir?
Aturan main yang berbeda menuntut cara main yang berbeda. Aturan UN sangat berbeda dengan aturan SPMB (UMPTN). Siswa yang lulus UN dengan nilai tinggi tidak dijamin lulus SPMB dengan nilai tinggi atau jurusan favorit. UN dan SPMB adalah dua hal yang berbeda. Kita memerlukan strategi dan taktik yang berbeda. Lebih-lebih bila kita bandingkan dengan tugas menyelesaikan kuliah di perguruan tinggi. Jelas sangat berbeda. Menyelesaikan belajar kuliah di perguruan tinggi tidak sama dengan menaklukkan SPMB.
Dalam matematika SMA, saya tidak mengenal dalil L’Hospital. Memang, saat saya SMA kurikulum tidak menetapkan dalil Hospital sebagai materi ajar. Tetapi teman-teman saya yang ikut les bimbingan belajar menggunakan dalil Hospital untuk menyelesaikan soal limit dengan mudah sekali. Sedangkan saya harus bersusah payah menggunakan algoritma aljabar standar.
Apakah saya, saat SMA, perlu belajar dalil Hospital?
Jawaban saya: YA. Positif. Mengapa?
Jelas karena soal UN tidak memperhatikan cara kita menyelesaikan soal. UN hanya memperhatikan hasil akhir. Proses, urusan lain. Begitu juga dengan SPMB, hanya memperhatikan hasil akhir. Tentu saja, ketika ulangan harian di kelas SMA, saya tidak menggunakan Hospital. Guru saya tidak akan mengijinkannya.
Mengapa dalil L’Hospital tabu diajarkan di SMA?
Sedangkan bimbingan belajar dengan mudahnya mengajarkan dalil Hospital. Saya mulai memahami alasan ini ketika mengambil kuliah kalkulus di ITB.
Kita cenderung berpikir secara urut – pendekatan otak kiri. (Sedangkan otak kanan cenderung berpikir tidak urut, acak, berputar, paralel, dan banyak alternatif.) Dengan konsep berpikir urut, dalil L’Hospital dapat kita kuasai setelah kita menguasai konsep turunan. Sedangkan kita dapat menguasai turunan setelah kita mahir teori limit. Jadi, urutannya adalah limit kemudian turunan kemudian dalil L’Hospital. Jika seorang siswa mengerjakan limit menggunakan Hospital dinilai salah secara logika. Bagaimana mungkin seorang cucu melahirkan neneknya?
Tetapi itu kan kosep berpikir menggunakan otak kiri. Bagaimana dengan pendekatan otak kanan? Tentu, dengan pendekatan otak kanan kita akan menemukan banyak alternatif. Bagaiamna pun kita tetap perlu memperhatikan berbagai aturan dan batasan. Beberapa contoh penerapan dalil L’Hospital akan saya ulas kemudian.
Kembali ke tema utama kita, bagaimana cara cepat dan mudah lulus UN, SPMB, dan perguruan tinggi?
Pertama, rajin belajar. Jawaban klise yang kadang berhasil, kadang gagal. Cara ini adalah cara paling melelahkan untuk sukses UN dan SPMB. Untuk UN, rajin belajar banyak memberi hasil. Untuk SPMB, rajin belajar saja tidak cukup. Perlu taktik tambahan. Untuk lulus perguruan tinggi, rajin belajar sangat membantu. Tetapi tidak cukup. Untuk menyelesaikan tugas akhir (skripsi) kita perlu motivasi tinggi. Komunikasi dengan pembimbing dan teman kuliah juga sangat berpengaruh.
Kedua, belajar cara belajar. Inilah jawaban paling ampuh. Ketika kita menguasai seni belajar cara belajar, nyaris apa pun masalah yang datang, kita akan dapat menghadapinya dengan baik. Untuk UN, kita belajar cara belajar UN yang efektif. Mencari kisi-kisi dan prediksi UN. Berlatih dengan cara-cara cepat dan praktis untuk soal UN. Menyusun strategi dak taktik. Demikian juga untuk SPMB, kita belajar cara belajar menaklukkan SPMB. Saat kuliah di perguruan tinggi, kita perlu belajar cara belajar yang paling tepat di perguruan tinggi. Sukses menanti Anda.
Bahkan dalam kenyataan hidup sehari-hari, belajar cara belajar menjadi kompetensi dasar. Seorang karyawan yang mampu belajar cara belajar akan menanjak prestasinya. Seorang pebisnis atau pengusaha yang mampu belajar cara belajar akan tumbuh pesat usahanya. Seorang investor yang terus belajar cara belajar akan berhasil meraih berbagai keuntungan.
Ketiga, belajar cerdik. Keterampilan khusus yang berguna pada kondisi khusus. Untuk lulus UN Anda hanya perlu menguasai materi yang diujikan saja. Untuk SPMB Anda juga hanya cukup menguasai materi yang diujikan saja. Tidak harus menguasai materi sepenuhnya. Ketika ikut UMPTN, saya memperoleh nilai yang tinggi dalam biologi. Padahal saya tidak menguasai pelajaran biologi. Saya hanya belajar cerdik tentang soal-soal biologi yang diujikan dalam UMPTN. Tidak kurang, tidak lebih.
Apakah salah mempelajari biologi hanya untuk lulus SPMB?
Salah. Bila tujuan kita adalah untuk mempelajari disiplin biologi. Untuk mengusai ilmu biologi kita perlu belajar dengan tingkat disiplin yang tinggi. Tidak cukup hanya menyelesaikan soal biologi UMPTN. Tetapi bisa menjadi benar jika memang tujuan kita sekedar untuk lulus SPMB. Benar atau salah bergantung pada tujuan kita. Mengapa tidak dua-duanya sekalian? Mempelajari biologi sekaligus lulus SPMB. Bagus bila Anda dapat melakukannya. Tetapi dalam kondisi tertentu kita terbatasi oleh sumber daya yang tersedia. Kita perlu belajar cerdik.
Ketika kuliah, kita juga perlu cerdik. Misalnya sering-sering diskusi dengan dosen. Dari diskusi dengan dosen kita menjadi lebih mudah memahami sudut pandang dosen. Kita juga dapat memberikan beberapa ide kepada dosen. Dosen menjadi lebih kenal dengan kita. Sehingga dosen tidak salah menilai kepada diri kita. Yang lebih penting lagi, semakin sering diskusi dengan dosen, semakin terjaga motivasi kita untuk menyelesaikan kuliah kita dengan baik.
Tidak ada satu solusi yang mampu menyelesaikan seluruh persoalan. Kita tetap perlu menjaga agar pikiran kita tetap terbuka terhadap ide-ide baru. Selamat berjuang!
Bagaimana pendapat Anda?
Salam hangat….
(agus Nggermanto; pendiri APIQ)
APIQ: Inovasi Pembelajaran Matematika. APIQ membuka program kursus matematika kreatif yang mengembangkan kecerdasan anak dengan cara fun, gembira, dan mengasyikkan serta lebih cepat. APIQ menumbuhkan motivasi belajar anak dengan pendekatan Quantum Learning, Quantum Quotient, dan Experiential Learning. Berbeda dengan pendekatan metode pendidikan atau pembelajaran matematika yang pada umumnya menempatkan aljabar sebagai fundamental, APIQ justru menempatkan aritmetika sebagai fundamental utama matematika. Pendekatan aritmetika menjadikan matematika lebih konkret tidak abstrak seperti aljabar. APIQ mempelajari matematika secara utuh dari aritmetika, aljabar, geometri, statistik, kalkulus, dan lain-lain. APIQ menyiapkan program untuk anak usia 4 tahun (TK), SD, SMP, SMA, sampai lulus SMA (preuniversity). APIQ membuka peluang bagi Anda yang berminat membuka cabang franchise. Anda dapat menghubungi APIQ di apiq.wordpress.com atau 0818 22 0898 atau quantumyes@yahoo.com . APIQ berasal dari kata Aritmetika Plus Inteligensi Quantum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar